ting tong

Minggu, 25 April 2010

ngecerpen

Ini cerpen yang gw bikin waktu esema pas pelajaran bahasa. Waktu itu guru bahasa gw ngasih beberapa kalimat awal dan kita disuru lanjutin jadiin cerpen. Tapi gw baru sadar ternyata cerprn gw ini aneh banget.. lol

KENANGAN DI BALIK ANGGREK PUTIH

Pagi ini udara terasa cerah, tidak sengaja di seberang jalan saya melihat seorang wanita muda tertunduk lemah menatap bunga-bunga. Satu persatu ditatapnya bunga itu dalam-dalam seolah2 banyak kenangan yang tersembunyi di dalamnya. Anggrek putih, yah itulah bunga yang sedang ditatapnya. Namun tanpa terus memperdulikannya saya pun segera beranjak dari tempat itu smbil setengah berlari karena saya baru tersadar hari sudah menunjukkan pukul 07.10 dan itu artinya saya harus sudah sampai di sekolah. Karena kalau tidak resikonya saya tidak boleh mengikuti pelajaran hari ini.

“tok..tok..tok… Assalamualaikum..” saya pun mengetuk pintu ruang kelas dan mengucapkan salam sambil terbata-bata. Saya merasakan keringat dingin mengalir deras melihat sosok pak beni. Beliau adalh guru yang terkenal pemarah di sekolah, ia memolototi saya dengan bola matanya yang besar itu.

“lebih baik kamu pulang segera kalau memang kamu tidak niat unutk belajar” tukas pak beni sedikit mengeras.
“maaf pak saya memang salah karena terlambat datang tapi sama sekali saya tidak pernah berniat untukl tidak ingin belajar” sanggah saya pada pak beni. Ini pertama kalinya saya menantang perkataan pak beni, saya tidak tahu entah dari mana saya mendapat keberanian melakukannya.

“permisi pak saya pulang” ujar saya lagi,
“ya lebih baik begitu karena itu resikonya dan jangan ulangi lagi”balas pak beni ketus.
“iya pak” jawab saya singkat.

“uh..!! menyebalkan kenapa hari ini sampai terlambat!! Tapi memang ini semua salah saya sendiri” gumam saya dalam hati. Di perjalanan pulang saya merasa orang-orang selalu memperhatikan saya karena mungkin mereka mengira saya cabut dari sekolah. Karena arah saya yang berlawanan menjauhi sekolah. Namun saya tidak terlalu memperdulikannya walaupun itu memang membuat saya sedikit risih dengan tatapan seperti itu.
Tiba2 saya melihat sesuatu yang menbuat saya sangat tertarik. Saya melihat lagi wanita muta tadi pagi masih tertunduk lemah memperhatikan anggrek putih di depannya. Dan saya pun memutuskan untuk mendekatinya.
“maaf kenapa mbak bersedih menatap anggrek putih itu begitu lama?” Tanya saya denga penuh rasa ingin tahu dan sekaligus kasihan. Namun wanita muda itu tidak menjawab pertanyaan saya. Saya pun sadar kalau saya tidak berhak untuk mendapatkan jawabannya.

“mmm maaf mbak saya sudah menggaanggu, permisi..” ujar saya sambil segera berlalu.
“tidak apa2 kok dek, banyak sekali kenangan yang tersimpan dibalik anggrek putih ini buat saya” ujar wanita itu dan membuat langkah saya terhenti dan memutuskan kembali mendekatinya.
“setahun lalu laki2 yang sangat saya sayngi telah berpulang ke Yang MahaKuasa”
“mmm… maaf mbak saya tidak bermaksud membuat mbak sedih” ujar saya lagi memotong pembicaraanya.
“tiidak apa2 saya senang bisa menceritakannya kepada kamu, saya tahu kamu pasti orang yanng baik”
Sebelum dia meninggal dia tidak poernah memberitahukan saya kalau umurnya tak kan lama. Setiap hari biasanya dia selalu mengirim kan anggrek putih buat saya. Sampai pada suatu hari saya ingin membalas pemberiannya, saya pun mengantarkan anggrek putih ke rumahnya. Namun tidak ada yang menyahut dari dalam. Dan akhirnya saya pun memutuskan untuk meninggalkannya di depan pintu.
“maaf mbak apakah dia hanya tinggal sendirian di rumah itu? Tanya saya hati2 sekali karena takut akan membuatnya semakin sedih.
“ya dia tinggal sendirian di rumah itui, orang tuanya tinggal di luar kota. Dan kamu tau apa? Sehari setelah saya mengantarkan anggrek itu saya pun menerima anggrek putih itu lagi dan saya tau itu adalah anggrek kemarin yang saya bawakan untuknya karena disitu masih ada tulisan untuk Egi.
Dan dibawahnya saya melihat ada tulisan lagi dan saya tau itu tulisan tangan milik Egi. Dia menulis “flo makasih bunganya, saya mohon bunga ini kamu yang merawatnya karena mungkin kita tidak akan bertemu lagi” ujar wainta itu sambil tertegun dan mata yang berkaca-kaca.

“mbak sekali lagi saya minta maaf” ujar saya lagi. Tapi dia tidak menggubrisnya dan melanjutkjan ceritanya.

“sebulan yang lalu ibu saya juga meniggalkan saya untuk selamanya. Dan kamu tau? Saat itu saya juga menghadiahkan ibu saya bunga anggrek putih ini” Lanjutnya dan kemudian terdiam.
“oya.. maaf saya harus pergi terimakasih adek sudah dengan baik hati mau mendengarkan cerita say” ujarnya lagi sambil melirik jam tangannya.
“oya kita belum berkenalan, saya flo”
“saya sherly” ujar saya membalasnya.
“maaf sher saya harus pergi, sampai jumpa di kesempatan lain”
“ya sampai jumpa mbak” ujar saya sambil memperhatikannya beramjak kje mobilnya.

Tanpa pikir panjang saya pun segera bergegas pulang ke rumah. Di luar halaman saya melihat sebuah sedan parkir disana.
“Asaalammualaikum..” saya pun menyahut ke dalam.
“Walaikumsalam” sahut ibu dari dalam.
“eh sher kenapa sudah pulang?” tanya ibu.
“maaf bu tadi saya tadi terlambat jadi tidak diizinkan mengikuti pelajaran”
“ya sudah kalau begitu lain kali jangan sampai terlambat lagi , oh ya cepat masuk di dalam ada tamu anaknya teman ibu”
Tiba-tiba saya kaget ternyata dia adalah mbak Flo. Dan kami pun mengobrol kemabali bersama ibu.

2 bulah kemudian..
“kasihan ya bu, mbak flo harus tinggal di rumah sakit ini”
“ya sher ibu juga tidak menyangka kalu dia akan mengalami gangguan jiwa seperti ini, dari cerita yang ibu dengar dari pak Sarmin kalau mabak flo mu saat itu mengirimkan bunga kepada neneknya. Tapi pelayan toko bunga itu salah mengirimkan jenis bunga yang diminta flo, karena flo tidak mau mengrimkan anggrek putih. Tapi ternyata pelayan itu malah salah dan megirimkan anggrk putih. Krmudian besoknya nenek flo meninggal, namun sebenarnya bukan karena angghrek itu tapi karena neneknya memang sudah sakit2an juga. Tapi karena flo trauma sehingga dia merasa neneknya meninggal karena anggrek itu.” Ujar ibu menjelaskan.
“oh ya sebaiknya kita pulang karena flo akan menjalani perawatan” ajak ibu
“ya bu, tapi saya pamitan dulu dengan mbak flo”
Saya pun beranjak menuju ruangan mbak flo dan melihatnya dari luar karena menurut dokter kondisi mbak flo sangat terguncang jadi tidak bias ditemui langsung
“mbak saya pulang dulu ya” ujar saya pada mbak flo.
“pulang? Pulang? Kamu mau pulang kemana? Ke rumah Tuhan ya? Hahaha..haha.. sampai jumpa jangan lupa ya bawa anggrek putih yang sudah saya berikan.. mana..?? mana anggrek putihnya??! Mana???” teriak mbak flo dari dalam sambil tertawa dan lalu menangis. Tanpa terasa bulir air mata mengalir membasahi pipi saya, saya menangis.. ya saya menangis melihat mbak flo begitu terpukul. Dan teriakannya semakin keras saat saya mulai menjauhi ruangan itu.

0 komentar:

Posting Komentar